Parah !! Gedung TPI Mangkrak, Akibat Perencanaan Yang Tidak Matang

Redaksi
0

BERITA ANTARA 2 . COM  l MUBA  -  Gedung Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang terletak di Kelurahan Balai Agung, Kecamatan Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), mengundang kontroversi.

Pertama dari segi tempat; gedung yang dibangun persis di sebelah Puskesmas Balai Agung ini dibangun diatas tanah milik dinas kesehatan, dan tanpa koordinasi atau ijin dari pihak dinkes terlebih dahulu. Kedua,  dari segi waktu, gedung ini seharusnya selesai dibangun pada tahun 2017, sesuai anggaran, tetapi kenyataanya baru selesai (sementara) pada pertengahan 2018.

Ketiga, dari segi amdal,  gedung ini tidak seharusnya dibangun di sebelah puskesmas, karena nanti bau amis tumpukan ikannya akan menggangu pegawai, para medis, dan masyarakat yang berobat di puskesmas. Keempat gedung ini tidak pernah berfungsi. Demikian dikatakan tokoh masyarakat Sekayu – Muhamad Nur.

Ditemui di kantornya, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Muba, Mukohir Api Msi, melalui kepala Bidang Tangkap – Lukman Hakim, ketika ditanya mengapa TPI ini belum atau tidak berfungsi, mengatakan bahwa gedung ini dibangun oleh pemerintah pusat, yaitu Kementerian Kelautan Dan Perikanan, semuanya dari pusat, mulai dari PA, KPA, PPK, PPTK, PPHP, sedangkan konsultannya dari Bandung. Gedung itu  belum selesai pembangunanya, masih berlanjut mungkin sampai tahun 2019, kami tidak tahu; karena belum selesai maka belum dihibahkan.

Seperti nasib gedung-gedung kantor pemerintah Kabupaten Muba  lainnya, yang selesai dibangun tapi belum dihibahkan ke pihak yang berkepentingan, akhirnya rusak, hancur dan jadi rumah hantu, misalnya, : gedung KPUD, Futsal, BLK, dan lain-lain di kawatirkan gedung TPI ini akan mengalami nasib yang sama.
Wakil ketua LSM Aliansi Muba Bersatu, Yusrizal, mengatakan, “Gedung TPI di Sekayu ini menurut saya banyak kejanggalan,; pertama anggaran biaya gedung TPI sebesar 2,1 milyar itu terlalu mahal, mengingat gedung ini dibangun diatas bangunan lama, tidak merombak total atau tidak seratus persen baru. Kedua, pada mushola tidak ada simbol bulan bintang diatasnya; ketiga, gapura atau gerbangnya menghabiskan biaya terlalu mahal, yaitu 106 juta rupiah, padahal menurut perkiraan kami paling mahal hanya menghabiskan biaya sekitar 50 juta saja. 

Pagar tembok sebelah kanan  dan sebagian bagian depan gedung belum dibangun, hanya dipasang seng darurat. gedung ini rawan aksi pencurian dan perusakan, atau penyalahgunaan dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab. (agus)

Posting Komentar

0Komentar

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*