Pilpres 2019 "Pertarungan" Head To Head,Harus Fair
Februari 12, 2019
0
Berita Antara 2.com (Bandar Lampung)-Tensi suhu politik menjelang pemilu serentak 2019 nampaknya terus kian meningkat.
Media massa baik cetak,elektronik,online maupun medsos lainya seakan tak mau kehilangan momen momen penting politik menjelang perhelatan pilpres untuk disajikan dalam pemberitaan maupun dikemas ke dalam program - program tayangan di stasiun televisi.
Pilpres 2019 ini begitu menyedot perhatian banyak pihak karena pilpres tahun ini selain pelaksanaannya berbarengan dengan pemilihan calon anggota legislatif peserta pilpres nya pun hanya diikuti oleh dua pasang capres cawapres.
Karena hanya dua pasang capres cawapres maka itu artinya "pertarungan" nya head to head.
Tidak sedikit orang menilai karena "pertarungan" head to head inilah,pilpres tahun ini memberikan aroma dan suhu meninggi.
Hal itu ditandai oleh sejumlah statement-statement politik yang tidak jarang kerap memantik perseteruan mulut dan gestur para politisi,relawan maupun timses capres cawapres.
Menurut Sekretaris Laskar Merah Putih Indonesia Markas Daerah Provinsi Lampung, R.Budiyanto,saat dimintai tanggapannya mengatakan, pilpres kali ini merupakan pertarungan sengit antara dua pasangan capres cawapres.
" Ini pertempuran hidup mati kedua pasangan capres cawapres,Jokowi-Makruf dan Prabowo Subianto-Salahudin Sandiaga Uno " ungkapnya
Kedua pasangan capres cawapres kata dia tentu akan mengerahkan segala kemampuan yang dimiliki.
" Ya,karena tidak ada pertempuran head to head berikutnya bagi kedua Paslon ini,kan ",tambahnya.
Menang atau kalah selamanya,begitu menurut pria yang akrab disapa Budi ini.
" Meski begitu sengitnya,kompetisi harus lah fair,sebab masyarakat sudah semakin bertambah cerdas. Jadi sudah tahu siapa Paslon yang akan dipilih " ujarnya
Ini penting agar pertama,lahir pemimpin yang benar-benar dikehendaki rakyat
Kedua,untuk memastikan bahwa demokrasi hidup dan terjaga dengan baik di negeri ini.
Diantara ciri pemilu yang demokratis dan fair adalah pertama,ditegakannya aturan pilpres secara tegas dan adil. Masing-masing Paslon wajib taat. KPU dan Bawaslu harus memastikan bahwa pilpres berjalan dengan jujur dan adil. Mereka akan dikutuk sejarah jika ikut menjadi pemain. Kedua,menjaga kewajaran dan kepatutan dalam berpolitik. Tidak melakukan black champaign,intimidasi,persekusi,diskriminasi,dan kriminalisasi.
"Jika pilpres tidak fair dan terjadi black champaign,intimidasi,persekusi dan lain sebagaimanya,maka hal ini akan melukai demokrasi Indonesia" ujarnya.
Karena itu,tambah Budi,selain penyelenggaraan pilpres ini akan dilihat oleh dunia,tetapi yang terpenting dan paling utama bahwa ini akan jadi warisan moral bagi generasi dan anak bangsa.(red)
Tags