Dinamika politik di prov. Bengkulu. oleh Anton, M. Ag Provinsi Bengkulu

Berita antara 2.com
0
Beritaantara2.com Bengkulu --Bengkulu Merupakan provinsi yang berasal pecahan dari provinsi Sumatra Selatan. 

Tepatnya tahun 1968 lahirnya provinsi ini. Menurut sejarah, lahirnya provinsi Bengkulu ini oleh Soekarno ingin dijadikan sebagai provinsi pelajar. Dapat dikatakan untuk hal terkait kota pelajar, kota yang ada di provinsi Bengkulu. Maka hal ini sungguh unik, provinsi Bengkulu merupakan salah satu provinsi yang unik. Terkait dengan ini, maka provinsi Bengkulu kemungkinaan mempuyai nilai jual tersendiri. 
Hal ini ditandai dengan nilai sejarah, yaitu orang yang menjahit bendera merah putih pertama berasal dari daerah perovinsi Bengkulu. Tentu saja yang dimaksud disini adalah Fatmawati Soekarno Putri, dalam hal ini ia adalah salah satu istri sang proklamator kemerdekaan, yaitu Presiden Soekarno. 

Dari sini dapat dijelaskan bahwasanya Provinsi Bengkulu mempunyai nilai jual tersendiri dari aspek kesejarahan. 

Pentas politik yang ada pada saat ini layak untuk dipahami oleh semua kalangan yang ada di Indonesia terkhusus para pemangku jabatan. 

Dari nilai sejarah yang begitu tinggi, maka tidak heran jika hal-hal yang ada dalam provinsi Bengkulu dapat dijadikan perhatian serius oleh berbagai pihak. Nilai-nilai estetika masa lalu yang mempunyai aspek budaya yang begitu tinggi, mempunyai daya tarik tersendiri, maka semuanya mungkin akan hilang jika tidak digali secara mendalam serta di hayati dengan penuh makna. 

Intinya ialah daerah yang cukup mempesona ini tidak akan bernilai sesuai yang ada pada daerah ini jika tidak diusahakan menjadi daerah yang bernilai. 

Salah satu kekuatan para pejabat di provinsi Bengkulu, yaitu kekhasan yang tidak ada di daerah lain. Sebut saja ada tempat wisata pantai panjang, tapak padri, benteng malabro yang merupakan peninggalan Inggris, ada pantai periukan, ada danau dendam tak sudah, ada kabawetan dan lain sebagainya. 

Ini jika tidak diolah dengan baik serta produktif positif maka semuanya akan tidak menghasilkan pendapatan bagi daerah secara maksimal.
Kepala daerah dalam hal ini terutama seorang gubernur dan wakil gubernur mempunyai peranan yang sangat penting. Sehingga dengan demikian, seorang kepala daerah sekelas gubernur di provinsi Bengkulu hendaknya orang yang benar-benar paham apa yang ada di bumi raflesia yang ada. 

Momentum pemilihan gubernur pada tahun 2020 mendatang tentu sangat menarik, dari segi apa yang akan ditawarkan oleh calon gubernur dan wakil gubernur. Politik yang ada di provinsi Bengkulu dapat dikatakan sangat dinamis. Hal ini dapat terlihat dari berbagai macam alur politik yang ada. Sebut saja budaya yang ada di provinsi Bengkulu kemungkinan tidak sama yang ada di provinsi lain. 

Komunikasi politik yang saat ini dilakukan oleh beberapa partai untuk berkoalisi sehingga nantinya dapat mengusung calon gubernur dan wakil gubernur, hingga kepada muncul beberapa nama dari luar provinsi Bengkulu yag ingin ikut bertarung, ini menarik, sehingga nantinya ada kemungkinan kesepakatan yang sudah terjalin lalu terpecah. 

Pemilihan kepala daerah merupakan suatu yang sudah lumrah dalam kehidupan berdemokrasi di Indonesia. Hal ini nampaknya tercermin juga dalam konteks hubungan dengan pilkada yang ada di Provinsi Bengkulu. 

Namun yang mesti dipahami adalah bagaimana dampak dari hasil pilkada yang telah berlangsung bagi masyarakat setempat. Jangan samapai nanti pilkada dijadikan rutinitas dalam berdemokrasi, namun hasilnya tidak ada. 

Pilkada yang dilaksanakan disuatu daerah kemungkinan akan dapat memecah belah masyarakatnya, karena berbeda pilihan, namun tentu ini bukan yang diinginkan. Menyinggung hal ini, pemerintah hendaknya memeberikan pemahaman politik kepada elemen-elemen masyarakat. Jika terjadi perpecahan, maka yang akan dirugikan ialah banyak kalangan. kalangan-kalangan yang dirugikan dapat merembet kepada masyarakat luas.

Mobilitas politik yang ada di provinsi Bengkulu dapat disaksikan melalui berita di media elektronik, media cetak dapat pula dibaca, sehingga disana secara tersembunyi dan terang-terangan dapat dilihat tawar menawar tentang politik. Politik yang jadi tawar menawar disini dapat berupa kemungkinan uang, jabatan ketika calon yang diusung jadi, posisi strategis dalam perproyekan, penghargaan dan penghormatan kepada yang bersangkutan.

 Melihat dari sini, boleh jadi calon yang sudah siap dan ingin bertarung bisa tidak dapat melanjutkan pertarungannya hanya karena knadas dalam keuangan. Kandas disini mengandung istilah bahwa kerjasama dan kesepakatan yang dibangun itu berhenti sampai disana. 

Dengan hal-hal seperti ini maka calon kepala daerah hendaknya memahami tentang maksud dan kata-kata pancalonan tanpa uang, pencalonan tanpa pamrih, jika memang terjadi seperti ini, maka tentunya ada hitung-hitungan politik. Kedepannya jika hal ini ingin direalisasikan dengan punya value yang positif, maka oara-orang yang bersangkutan hendaknya melakukan negosiasi yang mengedepankan pemahamn bersama. Poin ini tentu akan berpengaruh kepada identitas para calon kedepan. 

Sungguh sangat miris tentunya jika calon yang sudah disepakati bersama maju dalam pilkada, lalu gugur tanpa alasan yang kuat sehingga menimbulkan politik yang tiada pasti. Benar tidak jadi persoalan serius jika yang mengatakan politik tanpa kepastian, namun yang disesalkan jika ini berimbas kepada masyarakat. 

Ini mengandung pengrtian bahwa keadaan yang ada dilapangan membuat orang merasa was-was, seperti para pendukung dibawah struktur kampanye. Boleh jadi ini menjadi bumerang yang akan berproses untuk membentuk bola panas.

Tawar-menawar tentang politik itu mungkin soal biasa. Namun yang harus diperhatikan ialah bukan persoalan menang dan kalah, tapi masyarakatnya mau dibawa kemana. Pilkada yang ada di Provinsi Bengkulu pada khususnya diinginkan membawa perbaikan dan perbaikan kedepannya. 

Jika pilkada berlangsung aman, damai, tertib, tanpa kerusuhan akan tetapi tidak menghasilkan perubaahan bagi masyarakat, hal ini dapat dikatakan pilkada yang tidak bernilai bagi masyarakat secara maksimal. Keberhasilan pilkada tentu harus didukung oleh kemajuan disetiap daerah yang mendapatkan hasil pilkada. Komunikasi politik, tawar menawar yang dilakukan oleh politisi lokal di Provinsi Bengkulu maupun yang ada dipusat hendaknya bukan hanya persoalan menang dan kalah, namun lebih mengementingkan kemajuan yang berarti, yang bernilai bagi masyarakat yang ada sehingga mendapatkan predikat kemajuan, kemakmuran yang positif. 

Penulis (Anton M,AG).

Posting Komentar

0Komentar

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*