Beritaantara2.com Way Kanan Lampung -- Pembukaan kegiatan Goes To School and Campus Diskusi Publik Pemuda, Pelajar dan Mahasiswa STAI al Maarif Way Kanan, 17 Oktober 2019.
Sambutan Bupati Raden Adipati surya yang dibacakan Staf halo Bupati bidang pemerintahan, Hukum dan Politik, Akhmad Odany
Mengawali sambutan ini atas nama pribadi dan pemerintah Kabupaten Way Kanan, saya sangat mengapresasi atas dilaksanakannya kegiatan ini, karena sangat penting untuk dipahami dan dimengerti secara benar oleh seluruh Warga Negara Republik Indonesia pada umumnya, dan termasuk bagi para pemuda, pelajar dan mahasiswa untuk memahami nilai – nilai kebangsaan sebagai generasi penerus bangsa.
Kegiatan ini juga sangat bermanfaat guna menanamkan rasa cinta tanah air, wawasan kebangsaan, serta memperkuat semangat gotong royong, kerukunan umat beragama, suku, golongan dan lain sebagainya dalam bingkai NKRI.
Harapan saya, moment Dealog pada hari ini dapat dijadikan sebagai pembangkit semangat, membangun kesadaran kita untuk semakin memahami empat pilar kebangsaan yang merupakan dasar dan acuan bagi kita semua dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan berbangsa dan bernegara, hidup berdampingan dengan rukun dalam bingkai NKRI. Khususnya dengan demikian Kabupaten Way Kanan ini akan semakin aman, nyaman dan damai.
Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, Undang-undang dasar negara RI 1945 sebagai konstitusi negara dan ketetapan MPR NKRI sebagai bentuk negara, Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan negara,” kita semakin menyadari betapa besar dan mulianya cita-cita para pendiri bangsa ini, yang ingin menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang kuat, maju dan sejahtera di dalam bingkai NKRI dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika, walaupun kita berbeda latar belakang suku, budaya dan agama namun merupakan satu kesatuan yang utuh, yang tidak menjadikan perbedaan itu sebagai pemecah belah, melainkan memandangnya sebagai sebuah kekuatan, modal dasar, dan keharmonisan sebagaimana kita melihat sebuah pelangi yang terdiri dari beberapa warna yang berbeda namun perbedaan itu membuat pelangi itu indah dipandang mata. Filosofi pelangi inilah yang menjadi filosofi Kabupaten Way Kanan yang didalamnya hidup dan berdiam berbagai suku, agama dan budaya.
Sumpah Pemuda tahun 1928 yang tahun ini kita peringati ke-91 merupakan tonggak sejarah yang sangat penting. Satu tumpah darah, satu bangsa, satu bahasa; Indonesia, menjadi pondasi dalam membangun bangsa yang majemuk dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Sumpah Pemuda seirama dengan jiwa Pancasila yang dirumuskan para founding fathers. Khususnya dalam sila ketiga, Persatuan Indonesia. Selain itu, kebhinekaan yang menjadi kekayaan bangsa wajib dirajut menjadi kesatuan yang menguatkan sebagaimana semboyan bhineka tunggal ika.
Kemajuan teknologi informasi, terutama melalui media sosial, tidak saja membawa kemajuan, melainkan juga membawa pengaruh negatif. Perang wacana, narasi, agitasi dan propaganda turut membawa derasnya arus informasi yang tidak bisa dibendung. Kondisi bangsa yang demikian menjadi anomali. Pembangunan di berbagai bidang melaju pesat, namun konflik sosial dan politik identitas justru seperti tumbuh subur. Hal ini tak lain akibat semakin lunturnya nilai-nilai Pancasila dalam diri setiap anak bangsa. Oleh karena itu, perlunya memantapkan kembali ideologi Pancasila ke dalam sanubari setiap anak bangsa. Setidaknya, ada empat jalur utama yang bisa dilakukan.
Pertama, melalui jalur regulasi dimana perlunya UU Pemantapan Ideologi Pancasila, sehingga pemantapan ideologi Pancasila menjadi sistem nasional dalam politik ketatanegaraan. Kedua, melalui jalur kebijakan yang saat ini sedang dan terus dilakukan, dimana setiap kebijakan yang dilakukan pemerintah merupakan pengejawantahan dari nilai-nilai Pancasila.
Ketiga, melalui jalur edukasi dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila melalui pendidikan formal, non formal dan informal. Keempat, jalur media sosial sebagai sarana sosialisasi pemantapan ideologi Pancasila.
Pemuda atau siapapun praktisi platform media digital, harus bisa membuat aplikasi khusus Pancasila yang bisa di-download di smartphone. Ini sebagai bentuk penyebaran dan pendidikan Pancasila Zaman Now. Karena platform digital harus kita manfaatkan sebagai sarana edukasi yang menyejukan, bukan lahan adu domba, penyebaran hoaks maupun ujaran kebencian.
Demikian yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini.
Akhirnya dengan mengucapkan bismilahirohmannirohim kegiatan Goes To School and Campus Diskusi Publik Pemuda, Pelajar dan Mahasiswa secara resmi saya nyatakan dibuka.
Reforter Way Kanan (Jamatus).