Dikeluhkan Masyarakat Selalu Rugi Meski Dapat Subsidi Dan Penyertaan Modal, Ini Jawaban Direktur PDAM

Berita antara 2.com
0

Muba Sumsel Beritaantara2.com - Seorang aktivis di Sekayu  bernama JK (inisial) menyoroti Kinerja dan profesionalitas pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yaitu PDAM Kabupaten Musi Banyuasin.

Menurutnya BUMD ini selalu mendapat subsidi serta penyertaan modal dari Pemerintah Daerah namun laporan keuangannya setiap tahun selalu rugi.

"PDAM Musi Banyuasin ini kan setiap tahun dapat subsidi dan penyertaan modal dari Pemerintah Daerah, tetapi mengapa dalam neraca laporan keuangan selalu rugi. Kerugian PDAM Musii Banyuasin pertahunnya rata-rata 3 (tiga) milyar rupiah. 

Ini ada apa sebenarnya?" Katanya keheranan.

"Dugaan saya ini pasti salah kelola, ada something wrong yang harus diperbaiki, masak sih setiap tahun rugi-rugi terus, dan disubsidi terus? Kita saja kalau punya usaha rugi terus pasti kita tutup kan? Atau mengapa tidak diserahkan kepada swasta yang profesional saja," imbuhnya.

Ditanya apa kira-kira yang menjadi penyebab kerugian PDAM, aktivis yang sering melakukan aksi damai ini menjawab:

"Dugaan saya, terlalu banyak pegawai melebihi dari kebutuhan, ini antara lain karena banyaknya orang-orang titipan pejabat atau orang berpengaruh. Kedua, karena banyaknya pelanggan yang berhenti menggunakan jasa PDAM sebab pada waktu musim kemarau mereka sulit mendapat suplai air PDAM," tegasnya.

Sementara itu Direktur Utama PDAM Sekayu, Firdaus L. Dine, melalui Direktur Tekniknya, Azmi Julian, ST, dimintai tanggapannya mengenai pernyataan JK, Kamis sore 22/07/2021, tidak menampik apa yang disuarakan oleh sang aktivis.

"Perlu diketahui subsidi yang anda sebutkan itu adalah susidi tarif, contohnya pelanggan permeter kubiknya harus membayar Rp.4000,- karena disubsidi mereka hanya membayar Rp.3200,- perkubik. 

Sementara kalau dikatakan rugi itu rugi secara administratif  karena dalam pembukuan Laporan keuangan, kami memasukkan biaya penyusutan, kalau biaya penyusutan ini tidak kami masukkan maka PDAM tidak rugi dalam neraca pembukuan. Perlu dicatat juga bahwa masih banyaknya piutang rekening atau tunggakan pelanggan yang tinggi," paparnya.

"Perusahaan umumnya menggunakan dua laporan keuangan, yaitu: 1.Dengan menyertakan Biaya Penyusutan  2. Tanpa menyertakan biaya penyusutan. Mengenai penyertaan modal itu berupa aset. Aset ini kan ada umurnya, makin lama makin menyusut dan akhirnya rusak, harus diganti dengan yang baru, nah itu kita estimasi biaya penyusutannya pertahun dan kita masukkan dalam pembukuan," imbuhnya.

"Kalau soal kelebihan pegawai, memang rasio idealnya adalah 1000 : 8, artinya 1000 pelanggan dilayani oleh 8 pegawai PDAM, Untuk unit-unit yang ada di kecamatan tertentu seperti Plakat Tinggi rasionya 100 : 3. Ini persoalannya belum banyaknya masyarakat yang mau menggunakan jasa PDAM, mereka masih menggunakan sumur, berbeda dengan Sekayu.

Tantangan bagi kami adalah bagaimana agar semakin banyak masyarakat yang menggunakan jasa PDAM," pungkasnya.(ags).

Reporter Muba (Agus).

pimpinan umum/Redaksi (Herman Talo).

 

Posting Komentar

0Komentar

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*