Muba, 10/6/'23. Masyarakat Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) khususnya yang tinggal di kota Sekayu, pasti mengetahui keberadaan gedung-gedung mangkrak yang dibangun oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muba, dalam hal ini Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim).
Bukan hanya mangkrak tetapi bahkan gedung-gedung bangunan tersebut, karena lama tidak difungsikan akhirnya rusak parah, hancur tak berguna, bahkan ada yang tinggal puing-puing saja
Contoh gedung-gedung, bangunan tersebut adalah :
1. Gedung Serbaguna Sekayu
2. Gedung Balai Latihan Kerja
3. Rumah Susun
4. Rumah Relokasi
Untuk Rumah Relokasi kerusakannya belum parah, namun tidak mustahil akan sama nasibnya dengan ketiga bangunan lainnya jika tidak kunjung dihuni atau ditempati.
Rumah Susun sudah lama selesai dibangun, sudah lebih 3 tahun belum juga dihuni, dan sekarang kondisinya hancur lebur, banyak perabotan yang rusak dan yang hilang.
Gedung Serbaguna Sekayu yang menelan biaya lebih 60 miliar ini, kondisinya rusak binasa, tingkat kerusakannya diperkirakan antara 70 - 80 persen.
Gedung Balai Latihan Kerja, yang berdiri di dekat Rumah Susun Sekayu, pembangunannya diperkirakan menelan biaya lebih 30 miliar ini kondisinya kini hanya puing-puing ditengah hutan semak belukar.
Diperkirakan bangunan-bangunan yang telah menjadi rumah hantu itu, totalnya menghabiskan uang rakyat lebih dari 100 (seratus) miliar rupiah.
Sudah berapa kali awak media ini mendatangi kantor Dinas Perkim Muba, untuk meminta klarifikasi mengenai nasib dan keberadaan, serta tindak lanjut atas gedung-gedung yang mangkrak, tak berguna, serta hancur tersebut, namun seperti biasanya sang Kepala Dinas, Ir. Rismawati Gathmyr, M.Eng., sedang tidak berada di kantor. Ketika media ini mengkonfirmasi via nomor WhatsApnya selalu hanya terlihat tanda centang satu, begitupun ketika media ini menelpon tidak bisa tersambung. Media ini menduga nomornya sudah diblokir.
Masyarakat Muba menjadi sangat geram melihat kondisi gedung-gedung tersebut. Bagaimana tidak, gedung yang telah menelan uang rakyat ratusan miliar itu hanya ditempati hantu dedemit, serta menjadi sampah material yang sangat tidak elok di tengah kota.
Fitriandi, S.Sos., seorang pemerhati masalah sosial, warga kota Sekayu, sangat prihatin serta menyesalkan hancur dan mangkraknya gedung-gedung megah yang tidak difungsikan, tidak dirawat dan ditelantarkan tersebut.
"Kuat dugaan ini ada unsur kesengajaan, gedung-gedung tersebut sengaja dibangun untuk dibiarkan rusak, atau diduga malah sengaja dirusak. Saya sudah memeriksa rumah susun dari lantai dasar sampai lantai tiga, rusak parah seperti baru saja habis perang besar, plafon, perabotan, serta peralatan listrik tampak seperti sengaja dipreteli dan dirusak oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab," cetusnya.
'Ini merupakan aksi vandalisme, diduga bertujuan agar dianggarkan kembali pembangunan atau renovasinya, ada kegiatan kembali, ada anggaran untuk perawatan, pengadaan, renovasi, maupun pembangunan, dengan demikian oknum-oknum tertentu bisa mengambil keuntungan," lanjutnya.
Di kesempatan terpisah Sujarnik, seorang aktivis senior Muba yang sering melakukan aksi damai, saat diminta tanggapannya mengenai gedung-gedung yang mangkrak dan hancur, kepada awak media ini mengatakan:
"Kalau memang belum digunakan gedung-gedung yang sudah selesai dibangun tersebut, ya minimal dijaga, dirawat. Tempatkan petugas yang dibayar untuk menjaga, agar jangan ada orang yang merusak atau mencuri. Dari ini kita mengetahui bahwa kinerja Dinas Perkim Muba amat sangat buruk. Saya minta dengan sangat agar Bupati segera mencopot dan mengganti Kadis Perkim Muba, sesegera mungkin," tegasnya.
Ketua LSM GEMPITA Kabupaten Muba-Andi Apriansyah, SH., kepada media ini mengatakan:
"Untuk apa Dinas Perkim membuat anggarannya kalau tidak digunakan? Ini menunjukkan tidak adanya konsep dan perencanaan yang matang. Rumah susun dan Rumah Relokasi, seharusnya segera ditempati begitu seles(SGS).